Posts

Showing posts from September, 2014

Goodbye summer!

2014-09-24 Cuaca pagi yang dingin bersuhu sekitar 5-10 derajat Celcius kembali menyelimuti Stockholm. Rasa dingin itu tetap menusuk tulang meskipun matahari bersinar terang pada siang harinya. Jadi, sungguh lucu, langit siang terang akibat sinar matahari, tetapi udara tetap berasa dingin. Tiupan angin yang kencang menambah rasa dingin. Brrrr...... Oleh karena itu, penampilan umum orang Stockholm pada musim gugur itu tetap berjaket tebal lengkap dengan scarf melilit leher, topi rajut dan sarung tangan. Memang sih...tidak setebal saat musim dingin kelak. Semuanya berfungsi untuk menambah rasa hangat tubuh dan melindungi bagian kepala dan telinga. Eitsss....buat orang yang tidak terbiasa dengan udara dingin yang ekstrim, kadang telinga mudah berdengung dan kepala pun pening. Bagian atas tubuh itu memang yang paling cepat diterpa udara dingin. Lalu, telapak tangan yang bisa berasa kebal dan kaku jika terterpa udara dingin terus menerus.

Take It or Leave It : Gitu saja kok repot !

Image
                                                               source picture: google Hari ini, saya jengkel sekali dengan seseorang. Seseorang yang saya kenal sejak 2 tahun lalu. Tampaknya, saya dan dia berbeda 'frekwensi' dalam memandang sebuah persoalan. Entah saya yang benar atau dia yang benar. Namun, saya hanya memahami satu hal dalam setiap perjalanan ke suatu daerah atau negara. Sebuah nilai hidup yang berlaku universal meskipun kehidupan di dunia ini punya keragaman, khususnya jika berbicara aspek tata kelola negara, sosial budaya dan tatanan hidup masyarakat. Ibarat orang bertamu ke rumah seseorang, tentu sangat 'silly' jika tamu berharap dengan penuh paksaan untuk yang punya rumah itu adalah pihak yang harus lebih mau menyesuaikan diri dengan sang tamu. Dalam tatanan aturan berinteraksi sosial, tamulah yang ...

Siapakah Anda di sini?

Image
                                                             source picture: google Pengalaman kerja 9 bulan di salah satu badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menangani persoalan pengungsi dan belajar di sekolah komunitas untuk pendatang-dewasa (vuxenutbildning skola, red) selama 2,5 tahun, telah membuka mata gue akan sebuah fakta. Ditambah oleh pemahaman intisari dari mata pelajaran  Samhällskunskap -- ilmu pengetahuan sosial yang mengupas tentang sistem politik, sosial, ekonomi dan budaya Swedia yang terkait dengan hak dan kewajiban sebagai penduduk Swedia dan bagaimana Swedia ini dikelola --  yang gue tekuni hampir 1,5 bulan terakhir. Fakta apakah itu? Fakta tentang menjadi pendatang di Swedia. Gue senang belajar samhällskunskap itu. Menurut gue, penting buat gue yang tercatat sebagai pendatang di negar...

Saya dan shopping mall di Stockholm

Hmm .. Mau tahu seperti apa mall atau pusat perbelanjaan di Stockholm? Jangan pernah membayangkan mall semacam Plaza Senayan, Senayan City, Pacific Place, Plaza Indonesia dan sebagainya yang megah baik disain interior maupun eksteriornya. Tidak heran jika para bule yang pernah mengunjungi mall kelas menengah atas dan atas di Jakarta tersebut terkagum-kagum akan 'kemegahan' plus keanekaragaman para tenant mall. Pilihan barang, layanan konsumen semacam resepsionis, bioskop sampai toilet. Sementara, beberapa kawan yang pernah berkunjung ke Stockholm, terutama sosok yang 'anak gaul' yang biasa kongkow di mall, selalu 'shock' dengan 'kenyataan' situasi kondisi mall di Stockholm :-D

Lebih baik menikah atau sambo, yaaa??

Yup...judul artikel di atas pasti membuat bingung kalian ya?? Pasti bertanya-tanya, apa sih sambo itu? Lalu, apa kaitannya dengan menikah atau pernikahan? Kenapa harus bingung memilih? Dan sebagainya. Pertama, saya ingin menjelaskan kalau hanya ada 3 status kependudukan yang sah di mata hukum Swedia, yakni ogift (lajang), gift (menikah) dan sambo (hidup bersama tanpa ikatan pernikahan). Eitss...pasti deh...status kependudukan 'sambo' itu membuat dahi kalian mengernyit dan matapun terbelalak. Yah...saya bisa maklum sih...karena dalam kultur Indonesia yang cenderung kental nuansa religiusnya menganggap sambo itu sesuatu yang   Big No ... No! Dalam kosa kata Indonesia, sambo itu sama dengan 'kumpul kebo' (saya pun tidak tahu asal usul dianalogikan dengan kerbau, red) atau 'samen leven' . Pokoknya, sambo itu lebih kental nuansa atau kesan negatifnya deh! Jangan berani-berani melakukannya kalau tidak mau digrebek orang sekampung. Tetapi, itukan kalau di Indo...